BENGKULU : busernusantarasorottv.com : Gencarnya OPINI Publik Dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 Melawan Kotak Kosong Sempat Menguat Akhir-Akhir ini Yang Menjadikan Pola Pikir Masyarakat Dalam Berdemokrasi.
Adanya Kotak Kosong (KOKO), Karena Cuma Ada Satu Pasangan Calon (Paslon) Yang mengikuti kontestasi dalam sebuah pemilihan. Itu bisa saja terjadi. Bila di jalur Partai Politik (parpol), semua partai memberi dukungan hanya pada satu paslon saja. Sehingga sebagai lawan tanding paslon yang Didukung semua Partai, ialah Koko.
Sehubungan dengan hal itu, seorang warga Komplek Pasar Unit V Padang Jaya Bengkulu Utara, Pada Saat Ditemui Awak Media Berandapublik.com Kediamannya, Sambil Menikmati Kopi Panas Dengan Kudapakan Rebus Singkong Mengatakan,
”Fenomena ini Terjadi Apabila Terdapat Satu Pasangan Calon Yang Mengikuti Kontestasi. Masyarakat Hanya Disuguhi Dua Opsi, Mencoblos Paslon Atau Kotak Kosong. Kata Syahdan Efendy BSc.Swnin, 2-9-2024.
Syahdan Efendy memaparkan salah satu contoh yang terjadi pada pilkada Makassar tahun 2018, yang patut menjadi pelajaran untuk Demokrasi di Indonesia.
”Yang Terjadi Pada Tahun 2018 Pilkada Makassar, adalah memori Kotak kosong sebagai pelajaran bagi Demokrasi, Indonesia,” tambahnya.
Menurutnya kemenangan kotak kosong sekaligus menjadi sejarah penting bagi dinamika politik di Indonesia. Hal serupa bisa saja terjadi di wilayah Bengkulu tahun 2024 ini Bisa saja kotak kosong akan menang.
”ini sekaligus Menjadi Anomali Politik Yang Aneh Tapi nyata.”Ujarnya.
Senada Yang Dikatakan Beberapa Tokoh Masyarakat Yang Dijumpai Media Ini Di Sejumlah Desa Dalam Jam Istirahat Siang Di Warung Kopi Di Salah Satu Tepian Pantai, Dalam Komentarnya Mengatakan Kita Disini Saja Kurang Memahami Keberadaan Kotak Kosong (KOKO) itu, Di Daerah Yang Sudah MAJU KOKO Punya Peran Penting Dalam Berdemokrasi, Dan Sangagat Menentukan Dan Suka Tidaknya Masyarkat Kepada Seorang Paslon Lawan KOKO Itu Terlihat Hasilnya Nanti.”Tutupnya Demikian.
(Thomas-BKL)
